TARAKAN – Pada kunjungan silaturahmi dengan Wali Kota Tarakan, Khairul,
Komandan Lanud Anang Busra Tarakan, Marsekal Pertama TNI Andreas A. Dhewo, mengungkapkan rencana Pemerintah Indonesia untuk memperkuat sistem pertahanan udara di wilayah perbatasan Kalimantan Utara (Kaltara).
Yaitu rencana pembentukan skadron Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Satuan Rudal di Lanud Anang Busra, Tarakan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi TNI Angkatan Udara (AU) untuk meningkatkan kesiapan menjaga kedaulatan udara di tengah dinamika geopolitik yang kian memanas.
Menurut Danlanud Anang Busra Tarakan, dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Tarakan berjanji menghibahkan lahan seluas sekitar 30 hektare untuk pengembangan Lanud Anang Busra.
“Tentunya (lahan) ini sangat bermanfaat karena dengan kualitas organisasi saat ini, kita perlu mengembangkan lanud lagi. Salah satunya, rencana ke depan dari TNI AU adalah membentuk satuan rudal, baik jarak menengah maupun jarak jauh,” ujar Marsma TNI Andreas.
Ia menegaskan, pengembangan ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia, khususnya di wilayah strategis seperti Kaltara yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan berada di jalur perdagangan internasional.
“Intinya, kita harus siap menjaga kedaulatan, khususnya di udara, yang menjadi tugas utama TNI AU,” tambahnya.
Lahan yang akan dihibahkan berlokasi di sekitar Lanud Anang Busra. Namun, Andreas menyebutkan bahwa sebagian besar lahan tersebut masih berupa rawa.
“Dalam waktu dekat, saya akan melakukan survei bersama staf. Lahan ini perlu pematangan jika ingin digunakan untuk pengembangan satuan baru, termasuk skadron UAV,” jelasnya.
Kunjungan silaturahmi ini juga menjadi wujud sinergi antara TNI AU dan Pemerintah Kota Tarakan. Wali Kota Khairul menyambut baik rencana pengembangan Lanud Anang Busra, yang dinilai tidak hanya memperkuat aspek pertahanan, tetapi juga mendukung pembangunan daerah.
Hibah lahan ini diharapkan dapat mempercepat realisasi rencana TNI AU dalam membangun satuan pertahanan udara yang lebih modern.
Penguatan pertahanan udara di Kaltara tidak lepas dari posisi strategis wilayah. Berbatasan dengan Malaysia dan dekat dengan Laut Sulawesi, Tarakan menjadi salah satu titik penting dalam menjaga keamanan nasional.
Ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, termasuk sengketa di Laut China Selatan, mendorong Indonesia untuk terus memodernisasi Alat Peralatan Pertahanan (Alpalhan) dan infrastruktur pertahanan.
Menurut Andreas, pembentukan satuan rudal dan skadron UAV di Tarakan akan meningkatkan kemampuan pengawasan dan respons cepat terhadap potensi ancaman udara. (*)
Reporter : Arif Rusman
Discussion about this post