Gubernur Larut Dalam Kemeriahan bersama Masyarakat Lumbis Ogong | Tarakan TV
NUNUKAN – Gubernur Kalimantan Utara
(Kaltara) Drs. H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum, mengunjungi wilayah perdalaman
di Desa Binter Samunti, Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Selasa
(12/7).
Kehadiran
Gubernur beserta tamu undangan lainnya disambut tarian selamat datang oleh masyarakat
Adat Dayak Agabag dan pengalungan oleh Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid.
Kunjungan
ini bentuk partisipasi Gubernur Zainal dalam memenuhi undangan acara pesta Ilau
dan Mubes Dayak Agabag ke-IX Tahun 2022, yang dipenuhi dengan beragam
penampilan seni budaya masyarakat Adat Dayak Agabag.
Antusiasme
dipertontonkan orang nomor satu di Kaltara ini ketika ikut berbaur bersama
masyarakat setempat menarikan tarian khas Dayak Agabag. Tanpa canggung,
Gubernur Zainal menari dengan luwes mengikuti gerakan dan irama yang
dilantunkan.
Kemeriahan
semakin riuh ketika masyarakat Adat Dayak Agabag berhasil meraih penghargaan
dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), tak hanya satu namun tiga rekor
sekaligus dan Gubernur Zainal yang didaulat menerima piagam penghargaan MURI
tersebut.
Ketiga
capaian pencatatan Rekor MURI tersebut meliputi melantunkan kukui terbanyak
dengan 1000 orang masyarakat Hukum Adat Dayak Agabag. Lalu, Hukum Adat Dolop
terbanyak dalam waktu 50 tahun oleh lembaga adat Dayak Agabag. Kemudian, sajian
makanan iluy dalam kuali terbanyak oleh masyarakat hukum adat Dayak Agabag.
Turut hadir
dalam acara tersebut Anggota DPR RI Dedi Yefri Hanteru Sitorus, Wakil Ketua
DPRD Kaltara Andi Akbar, Presiden Majelis Adat Dayak sekaligus anggota DPD RI
Martin Billa, serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).
Menurutnya,
merupakan suatu kebanggaan dapat menyaksikan langsung pesta Ilau Dayak Agabag
yang berlangsung sejak 11 Juli 2022 hingga 15 Juli 2022. Karena hal tersebut ia
sampaikan rasa terima kasih khusus kepada masyarakat Adat Dayak Agabag.
“Kita
ketahui bersama ini merupakan salah satu tradisi dan budaya yang ada di
Kaltara, dan harus kita lestarikan bersama. Semoga kegiatan ini dapat
memberikan dampak yang positif dan semoga kesenian Dayak Agabag dapat terus
dilestarikan sampai ke anak cucu kita nantinya” imbuhnya dalam sambutan, Selasa
(12/7).
Gubernur
bangga atas terlaksananya pertunjukan seni budaya Dayak Agabag yang menjadi
torehan prestasi yang akan tercatat dalam pencatatan Museum Rekor-Dunia
Indonesia (MURI) sebagai karya peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia di
Bumi Kalimantan pedalaman dan perbatasan Indonesia-Sabah Malaysia.
“Dan
bersyukur hari ini dari MURI sudah menyerahkan tiga sertifikat MURI nasional
dan dunia,” ujarnya.
Harapannya,
pelaksanaan seluruh rangkaian agenda besar masyarakat Adat Dayak Agabag ini
dapat berjalan dengan lancar tanpa dan tanpa kendala satu apapun.
“Saya juga
mengharapkan agar melalui musyawarah besar yang menjadi bagian dari kegiatan
Ilau ini akan terbentuk kepengurusan Dayak Agabag yang dapat memberikan dampak
positif bagi keberlangsungan Suku Dayak Agabag dan melalui Mubes ini akan dapat
tersusun program kerja yang dapat dilaksanakan serta mufakat dari hasil
musyawarah ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan,” harapnya.
Gubernur
mengajak peran masyarakat Adat Dayak Agabag untuk mengisi pembangunan di
wilayah perbatasan. Karena disadari bahwa pembangunan di Kaltara tentu tidak
akan dapat terwujud secara maksimal bila hanya dilakukan oleh pemerintah saja.
“Kami
memerlukan berbagai masukan positif dari para tokoh adat Dayak Agabag sebagai
salah satu suku asli di Kalimantan, yang tentu sangat mencintai dengan tulus
tanah leluhurnya,” jelasnya.
“Karena itu, mari bersinergi bersama membangun Kaltara sebagai rumah kita
bersama untuk dapat selalu Berubah, Maju dan Sejahtera,” tambahnya.
Peserta
acara pesta Ilau dan Mubes Dayak Agabag ke-IX ini dihadiri 5000 orang yang
terbagi dari kontingen Sembakung, kontingen Lumbis, kontingen Sebuku, kontingen
Tulin Onsoi, kontingen Sembakun Atulai, dan Sabah Malaysia. Selain itu dihadiri
pula perwakilan suku Dayak se-Kalimantan. (dkisp)
Kirim Komentar