16 Oct 2024
Tarakan

Akan Dievaluasi, PSBB Tarakan Berpotensi Diperpanjang | Tarakan TV

Akan Dievaluasi, PSBB Tarakan Berpotensi Diperpanjang | Tarakan TV

Keterangan Gambar : Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan

TARAKAN - Masa pemberlakuan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tarakan pada 21 Juni hingga 4 Juli masih ada indikasi untuk diperpanjang lagi. Tim Gugus tugas akan melakukan evaluasi terlebih dahulu, dengan melihat perkembangan kasus konfirmasi positif Covid-19.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tarakan, Devi Ika Indriarti, menjelaskan permohonan pencabutan masa PSBB di Kementerian Kesehatan dapat dilakukan jika dalam 2 pekan berturut-turut tidak terjadi penularan kasus.

"Kita masih menunggu arahan dari ketua Gugus Tugas, tapi ada indikasi bahwa PSBB ini akan diperpanjang. Karena mengingat kita masih ada penularan kasus Covid-19 di kota Tarakan ini," ujar dia.

Hasil evaluasi akan menentukan langkah yang diambil oleh pemerintah melalui tim gugus tugas. Beberapa indikator akan menjadi bahan pertimbangan dalam proses evaluasi tersebut.

"Tetap saja akan dilakukan evaluasi terhadap PSBB yang dilakukan selama 2 Minggu, kita lakukan evaluasi PSBB-nya. Apakah kita akan memperpanjang dengan penyesuaian di beberapa bagian.

Semua keputusan yang akan diambil itu pasti berdasarkan pertimbangan, menghindari terjadinya penularan Covid-19," terang Devi.

Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan juga menjadi salah satu point yang akan dievaluasi. Terutama penggunaan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.

"Kita melihat kepatuhan dari masyarakat. Saya perhatikan orang di jalan memakai masker tapi tiba-tiba ada teman yang berkerumun, kemudian dia datangin itu lalu dia melepas maskernya karena dia mau berbicara. Itu kan tidak sesuai dengan protokol kesehatan," kata Devi.

Pemberlakuan PSBB di Tarakan, imbuh Devi, adalah untuk menekan kasus penularan covid-19, baik dari transmisi lokal melalui kontak erat risiko tinggi maupun pelaku perjalanan yang datang dari wilayah zona merah.

"Tujuannya adalah untuk mengurangi kemudian kalau bisa tidak ada penularan kasus lagi di Tarakan. Jadi kita bisa bergerak ke zona hijau. Kalau masih ada kasus berarti kita tetap zona merah, makanya kita berusaha untuk meningkatkan bagaimana caranya agar tidak terjadi lagi penularan," pungkasnya.

Devi juga meningkatkan agar tidak menyepelekan dampak kesehatan yang ditimbulkan pada penderita Covid-19, jika tidak segera ditangani oleh petugas medis. Kendati penderita covid-19 tidak menunjukkan gejala klinis pada penderitanya.

"Kalau tidak ada penyakit penyerta, awalnya pasti sehat. Tapi kan lama lama kalau  tidak ditangani, tidak dihilangkan virusnya, nanti akan timbul keluhan atau gejalanya, lemas batuk pilek demam sesak," tukasnya.

Karena itu penderita Covid-19 harus segera ditangani oleh petugas medis di rumah sakit.

"Kalau sampai misalnya dia covid sudah fasenya sedang sampai berat itu berbahaya. Kalau sampai berat pakai ventilator, itu yang sangat berbahaya, itu yang bisa menimbulkan kematian," tutur Devi.


Reporter: Arief Rusman


Kirim Komentar